Makassar, allnatsar.id – Kasus peredaran uang palsu di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar mencoreng dunia pendidikan tanah air. Sindikat besar yang diduga menggunakan fasilitas kampus untuk mencetak dan mengedarkan uang palsu berhasil diungkap aparat kepolisian. Sebanyak 17 tersangka ditangkap, termasuk akademisi, ASN, politisi, dan mantan calon gubernur Sulawesi Selatan.
Pengungkapan kasus bermula dari laporan warga di Kabupaten Gowa yang merasa dirugikan karena menerima uang palsu saat transaksi. Penyelidikan mengarah ke gedung perpustakaan UIN Alauddin, tempat sindikat ini menjalankan operasinya. Uang palsu yang diproduksi pun nyaris sempurna, sehingga sulit dideteksi secara kasat mata.
Salah satu tersangka utama dalam kasus ini adalah Annar Sampetoding (ASS), mantan calon gubernur Sulawesi Selatan, yang disebut-sebut sebagai otak di balik sindikat. Polisi juga menetapkan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Andi Ibrahim, sebagai pelaku kunci dalam produksi uang palsu tersebut.
Dari hasil penggeledahan, polisi menyita barang bukti berupa pecahan uang palsu Rp100.000 dalam jumlah besar, serta dokumen keuangan berupa Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai fantastis hingga Rp700 triliun.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel menyatakan bahwa sebagian besar tersangka telah diserahkan ke Kejaksaan Negeri Gowa dan siap disidangkan. Namun, masih terdapat beberapa orang dalam daftar buron yang tengah dikejar pihak berwenang.

Bank Indonesia turut angkat bicara mengenai kasus ini, mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima uang tunai dan segera melapor jika menemukan uang yang mencurigakan.
Kasus ini menunjukkan urgensi penegakan hukum serta pentingnya pengawasan internal di institusi pendidikan, agar tidak dimanfaatkan sebagai sarana kejahatan ekonomi yang merugikan masyarakat luas.