Makassar, allnatsar.id – Langkah Rahayu Saraswati Djojohadikusumo untuk mundur dari kursi DPR RI masih meninggalkan tanda tanya besar. Politisi perempuan muda Partai Gerindra itu selama ini dikenal bukan hanya sebagai legislator, tetapi juga sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat di berbagai pelosok negeri.
Keputusannya mengundurkan diri membuat banyak pihak merasa kehilangan. Salah satunya datang dari Feby Wardani Rusdy, Ketua Tidar Kota Makassar, yang mengaku menyayangkan keputusan tersebut.
“Mbak Sara bukan sekadar politisi, ia adalah inspirasi. Saya melihat langsung bagaimana perhatiannya bukan hanya untuk masyarakat di daerah pemilihannya, tapi juga untuk masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Terutama anak-anak penyandang disabilitas yang sering terlupakan,” ujar Feby.
Feby menilai, Saraswati telah memberi teladan penting bagi perempuan di dunia politik. Ia hadir bukan hanya untuk mengisi angka keterwakilan perempuan di parlemen, tetapi juga memberi suara yang tulus bagi kelompok rentan.
“Perempuan seperti Mbak Sara membuktikan bahwa politik bisa menjadi ruang pengabdian. Kehilangannya di DPR tentu sangat besar, tetapi semangatnya harus kita teruskan. Ini panggilan bagi perempuan muda Indonesia untuk berani terjun ke politik,” tambahnya.
Bagi Feby, keputusan Saraswati seharusnya tidak membuat perjuangan terhenti. Justru menjadi momentum agar partai dan masyarakat semakin menyadari pentingnya keterlibatan perempuan di ruang pengambilan keputusan.
“Kalau perempuan tidak bersuara, siapa yang akan memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak di parlemen? Sara sudah memulainya, dan kita semua punya tanggung jawab untuk melanjutkan,” pungkasnya.
Kini, publik bertanya-tanya: apakah kepergian Saraswati dari Senayan adalah akhir dari sebuah babak, atau justru awal dari gelombang baru keterlibatan perempuan muda Indonesia dalam politik?







