Makassar, allnatsar.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar terus memperkuat komitmennya membangun ketahanan bencana yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui program “SAFE” (Sustainable Adaptation for Everyone), BPBD mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk komunitas penyandang disabilitas, untuk aktif berkolaborasi dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Program “SAFE” merupakan inisiatif yang mendapat dukungan penuh dari American Red Cross dan dikembangkan berdasarkan riset mendalam serta kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Global Disaster Preparedness Centre (GDPC) dan delapan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) di Kota Makassar dan sekitarnya.
Menyasar Semua Kalangan, Tanpa Terkecuali
Keterlibatan aktif OPD menjadi bukti nyata bahwa program ini dirancang untuk menjangkau dan memberdayakan semua individu. Dalam wawancara bersama Sulapa Institute, Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, Dr. H.M. Fadli Tahar, SE., MM, menjelaskan bahwa kegiatan “SAFE” mencakup pelatihan kesiapsiagaan bencana inklusif, pemetaan risiko iklim secara partisipatif, serta pengembangan rencana adaptasi komunitas yang ramah untuk semua kelompok.
“Diharapkan, program ini menjadi prototipe yang bisa diadopsi secara luas, sehingga semakin banyak daerah yang memiliki kesiapsiagaan bencana yang inklusif dan efektif,” jelas Fadli.
Kolaborasi Lintas Sektor
Selain melibatkan organisasi disabilitas, program ini juga didukung oleh para ahli dari berbagai bidang. BPBD Makassar menilai sinergi dengan American Red Cross, GDPC, dan OPD sebagai langkah strategis untuk menciptakan solusi holistik dan relevan dengan kondisi lapangan.
Fadli juga menyoroti kehadiran Sulapa Institute sebagai mitra dalam diskusi publik program ini, yang memperkuat peran akademisi dan lembaga penelitian dalam mendukung agenda kesiapsiagaan pemerintah daerah.
Menuju Masa Depan yang Lebih Aman
Dengan pendekatan berbasis masyarakat dan prinsip inklusivitas, “SAFE” diharapkan menjadi tonggak sejarah bagi Makassar dalam membangun model adaptasi iklim dan ketahanan bencana yang dapat direplikasi di berbagai daerah.
“Program ini tidak hanya bermanfaat bagi penyandang disabilitas, tetapi juga memperkuat fondasi masyarakat secara keseluruhan untuk menghadapi risiko bencana di masa depan,” tutup Fadli.